PUTRI DAN KELINCI KECIL
Pada suatu hari, ada seorang ibu
dan seorang anak kecil sedang menunggu bis di sebuah terminal. Ibunya bernama
Maria dan anaknya yang berumur tujuh tahun bernama Putri. Mereka hendak menuju
rumah kakeknya, karena hampir satu bulan mereka belum menengok kakeknya.
Kakeknya yang bernama kakek Mario hidup sendirian di sebuah rumah yang sederhana
yang dikelilingi padang rumput yang sangat indah.
Setibanya mereka di rumah kakek,
mereka langsung melepaskan rasa rindu mereka kepada kakek satu-satunya itu.
Putri pun langsung memeluk Kakeknya dan berkata “Kakek… aku kangen sama
Kakek, Kakek bagaimana kabarnya ?” Kakeknya menjawab “Kabar Kakek
baik-baik saja, Putri baik-baik saja kan ?” “Iya” jawab Putri. “Sebaiknya
kita makan dulu, Mamah bawa makanan kesukaan Kakek dan Putri” Mamahnya
mengalihkan pembicaraan kakek dan cucunya itu. “Asik…!” jawab Putri
sambil meloncat riang. Mereka pun langsung menyantap makanan yang dibawa
mamahnya dari rumah.
Siang pun berganti malam, ketika
Putri hendak tidur Kakeknya mengajak Putri besok pagi ke kebun dibelakang
rumahnya untuk bermain-main. Putri pun tidak sabar, ia ingin malam cepat
berganti pagi agar ia bisa bermain dengan Kakeknya besok pagi.
Matahari pun sedikit demi sedikit
menampakan dirinya diantara perbukitan, burung-burung bernyanyi dengan
riangnya, karena pagi sudah datang. Begitu juga dengan Putri, ia langsung
bangun karena mendengar suara ayam yang berkokok dengan senangnya. Ia langsung
menghampiri Kakeknya yang sedang tidur dan membangunkannya “Kakek… Kakek….
cepat bangun, ayo kita ke kebun” kata Putri sambil menggoyang-goyangkan
badan Kakeknya. Kakeknya bangun dan menjawabnya “Iya… Iya… Tapi Putri mandi
dulu terus makan pagi sama Mamah” “Oke” jawab Putri sambil tersenyum.
Sesudahnya mereka makan pagi,
Putri dan Kakeknya langsung menuju kebun di belakang rumah sederhana itu.
Sedang asiknya mereka bermain, Putri melihat seekor anak kelinci yang manis,
lalu menangkapnya untuk dibawa kerumah. Karena asiknya Ia bermain dengan
kelinci mungil itu, tidak terasa hari mulai sore, mereka pun langsung pulang ke
rumah. Sesampainya mereka di rumah, Putri langsung memasukan anak kelinci itu
kedalam kandang yang kecil.
Hari mulai malam, tetapi anak
kelinci itu tidak mau tidur. Putri mendengar suara gigitan di jeruji kandang,
rupanya ia ingin keluar. Mamahnya berkata “Put, bebaskan saja dia ! Tuh,
lihat ! ia tampak sedih sekali.” “Nanti juga ia terbiasa dan tidak akan sedih
lagi” jawab Putri “Aku akan menyayanginya.” Tapi ternyata tidak
demikian, sepanjang malam kelinci itu mondar-mandir di dalam kandang. Siangnya,
ia
meloncat-loncat, sesekali Putri mendengarnya.
Mengapa kelinci itu masih sedih, pikir Putri. Padahal ia memberinya
makanan-makanan kesukaan kelinci seperti wortel, kangkung, bayam, dan semua
yang disukai oleh kelinci.
Putri tidak tahu bahwa kelinci
itu merindukan keluarganya dan lingkungannya. Kakek Putri tahu itu, ia lalu
memanggil Putri “Kemarilah, Kakek akan bercerita” diangkatlah Putri dan
didudukannya diatas pangkuannya. Kakek Putri pun langsung bercerita. “Alkisah
ada seorang gadis kecil yang bernama Putri,” “apakah itu Aku ?” Tanya
Putri. “Ini hanya sebuah dongeng” jawab Kakek. Ia lalu meneruskan ceritanya
“Putri senang bermain di padang rumput. Suatu hari Putri bertemu dengan seekor
kelinci raksasa. “Hai, gadis kecil ! Ayo, tinggal bersama keluargaku,”
ujar kelinci raksasa itu. Namun Putri tidak mengerti bahasa kelinci itu, Ia
malah ketakutan dan berusaha lari. Tetapi kelinci itu menangkapnya dan berkata
“jangan takut, Aku tidak akan menyakitimu.” Dengan hati-hati Ia
memasukannya kedalam kandang kecil. Keluarga kelinci menyukai gadis kecil itu.
Semua ingin membelainya, namun Putri takut pada gigi-gigi mereka yang
besar-besar. Putri takut bila mereka membungkuk di depan kandang dan menarik
napas dengan kerasnya.
Petang hari ketika Putri hendak
tidur, mereka bangun dan membuat keributan. Putri pun semakin merasa ketakutan,
Ia tidak bisa tidur, hanya bisa mondar-mandir di dalam kandang kecil itu.
Ketika pagi hari datang, Putri ingin bermain karena Ia sangat kesepian di dalam
kandang itu. Putri pun berkata “Saya ingin pulang.” Akan tetapi mereka
tidak tahu apa yang dibicarakan Putri. Dan dari hari ke hari, Putri semakin
kesepian dan tidak bahagia…..” Kakeknya terdiam. Putri memandangnya dengan mata
bulat. “Terus bagaimana, Kek ?” Tanya Putri. “Kakek tidak tahu,”
Kakek memeluk Putri erat-erat.
Tiba-tiba Putri tahu sendiri
bagaimana cerita itu harus berakhir. Awalnya Putri agak berat melepasnya, namun
Ia melihat kelinci itu mengangkat-angkat moncongnya, seolah-olah ingin
mengendus udara bebas. Dan pada akhirnya Putri melepaskan kelinci itu di padang
rumput di belakang rumah kakeknya. Karena disitulah Ia menemukan kelinci kecil
itu. “Lihat kek,” seru Putri “Sekarang Ia bergembira lagi !”
Kelinci itu langsung meloncat dari kandang kecilnya dan melepaskan kerinduannya
pada lingkungan yang lama tidak Ia jumpai.
Jakarta, 05 Januari 2010
ADENG HUDAYA
FKIP BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PROF. DR. HAMKA
CERPEN
Reviewed by adeng
on
2/10/2016 11:33:00 PM
Rating:
Tidak ada komentar: